Jumat, 30 Juni 2017

Assalamu'alaikum, Malaysia !



Assalamu’alaikum semuaaa! masih dalam suasana ditinggal Ramadhan, dan menyambut Syawal. Mohon maaf lahir dan batin ya, secara pribadi dari Nisrina yang inshaAllah segera berkeluarga, hehe. Happy banget ramadhan tahun ini karena cukup disibukkan dengan beberapa hal untuk menyambut bulan Juli yang .. ehm, yaaa pokoknya nanti Juli ada beberapa “pembaharuan”. Jadinya, karena beberapa kegiatan itu, cerita tentang trip April lalu ketunda agak lama. Gapapa, sebisa mungkin aku ceritain hal hal yang bisa jadi referensi buat kalian yang mau ke negeri Jiran, Malaysia.


WHAT, MALAYSIA? GA KEDEKETAN?

otentu engga, jauh loh Malaysia, apalagi kalau jalan kaki (SubhanaAllah, garing). Apapun persepsi temen temen tentang Negara tetangga itu, yang jelas aku punya pendapat pribadi tentang Malaysia. Pertama, dari segi film kartun Lokalnya, Malaysia menang (siapa sih yang gatau Upin Ipin). Kedua, punya jalan raya yang lebih luas (entahlah untungnya apa untuk turis, tapi terlihat lebih lowong aja). Ketiga, ga sedikit kendaraan di jalan raya tapi alhamdulillah aku ga pernah denger bunyi klakson kendaraan selama 28 jam disana, jadi kurasa.. mereka menang juga dalam hal tertib berkendara.



HOW TO GET THERE?

Sama halnya dengan ke Singapore, maskapai ke Malaysia juga cukup banyak. Mesti gercep kalau ada tiket promo, dan rata rata harganya lebih murah dibanding ke SG. Nah, waktu itu aku dan ke 6 temenku berangkat dari Singapore untuk menuju Malaysia, pakai bus malem yang ACnya entah bersuhu minus berapa, dingin banget. Kurang lebih 5 jam perjalanan, sampailah kita di daerah Bukit Bintang - Malaysia. Beberapa temenku bilang itu adalah daerah red list (if u know what i mean, “red”) dan aku baru tahu setelah sampai Indonesia. Haha, tapi bukan masalah besar ketika aku kesana sama 6 srigala yang jomblo sebagian (ga ngaruh).


Sempet bingung mau nyimpang kemana dulu, karena pas nyampe langit masih gelap, ga nemu tempat nongkrong yang pw juga selain sevel, tapi karena bosen akhirnya kita jalan ke sebuah mesjid di Jl. Hang Tuah, namanya Masjid Al-Bukhari. oiya #saran untuk download aplikasi PRAYER TIMES, karena itu lumayan bantu selain untuk tahu jadwal sholat, arah kiblat, aplikasi itu juga bisa ngasih tau kalau ada mesjid disekitar kita. Jadi, kalau bingung gaada arah tujuan dan pengen istirahat gratisan, mesjid adalah pelabuhan yang oke.

banyak spot pw untuk istirahat disini, Masjid Al-Bukhari (Jl. Hang Tuah - Malaysia)

dan baru ngeh setelah di Indonesia, masjid ini oke juga keliatan dari luar, karena waktu itu masih gelap, ga ngeh sama bangunannya. Selesai sholat subuh, mandi dan baringan bentar, sekitar jam 9an kita keluar dari Masjid, dan agak heran dengan adanya adzan jam segitu, mungkin untuk reminder sholat dhuha. MashaAllah :)

we found some artsy spot there. Snapped by : Fadjar

sempet ada sedikit drama terkait kartu LRT (kereta listrik di Malaysia), intinya masalah komunikasi dengan orang lokal disana. Faktanya, lebih cepet tek tokan pake bahasa Inggris ketimbang Bahasa. Why? Bahasa Indonesia itu sangat berbeda dengan bahasa Melayu, daripada miskom dan ga kelar kelar, aku sarankan untuk pake bahasa dunia aja, bahasa Inggris. Setelah dapetin kartu yang kita mau, kitapun jalan ke Batu cave.

btw, makasih Dinda udah pinjemin kartu touch and go nya. Kalau kalian mau ke Malaysia, beli kartu ini aja, harganya 10 RM bisa dibeli di stasiun LRTnya di KL Central tepatnya di salah satu mini market, aku lupa nama tokonya tapi dia dominan warna merah kuning, cukup banyak keberadaannya kaya indomaret kalau di Indonesia, dan kartu ini berlaku selamanya alias no refund. Harga tiketnyapun jauh lebih murah dibanding beli per-rute, jadi kita tinggal top up aja.



suasananya, keramaian orang orangnya, lama nunggu keretanya itu mirip mirip di Jakarta jadi tetep hati hati ya sama barang bawaannya.


bersambung ke part II disini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar