Pagi ini ada niatan buat ngerjain tugas yang ga kunjung rampung, dan biasanya ada aja hambatan salah satunya ngantuk! solusinya ya kopi. sejak magang beberapa bulan lalu, aku jadi seneng sama kopi item dengan tambahan gula, akupun mulai keluar dari kebiasaan yang tinggal robek bungkus, tuang, tambah air panas, dan aduk. Dengan kopi bubuk item, kopi dan gulanya mesti kita yang kira kira sendiri, atau kalau lagi beruntung bisa minta tolong bikinin ke yang udah jago bikin kopi item. Antara mau kopi manis, pait, kental atau cair, itu tentu ada takarannya masing masing. Btw, pas mau bikin kopi pagi ini ternyata bubuknya udah tinggal buat 2 kali bikin abis deh, dan gatau mesti nyari kopi Flores yang jual di Bandung dimana, alternatifnya mau cari kopi malabar deh, yuk cus Pangalengan atau paling banter ke Jalan Banceuy. Untuk mengobati rasa sedih atas habisnya kopi Flores, tadi sore aku bareng temenku Arin dan Trianti sepakat untuk ngopi di Gudang Kopi, tempatnya hanya berjarak 3 kilometer dari rumah dan cukup special karena menyediakan bubuk kopi asli Indonesia, pada kesempatan kali itu, aku coba Kopi Asli Papua, Wamena :D Berangkat dari kopi yang mau habis, jadi keinget satu film yang aku tonton beberapa waktu lalu..
kopi boleh abis, tapi kenangan engga.
Ngomong ngomong soal kopi, beberapa minggu kebelakang aku berkesempatan nonton film Indonesia berjudul Filosofi Kopi karya mas Angga Dwimas S yang diadaptasi dari penulis terkenal Dewi Lestari. Hadeeeh mbak satu ini selalu deh ya, kalau karya tulisnya difilmkan ga kalah kece sama bukunya. Sebelum film ini, ada tuh film Rectoverso yang berhasil bikin mewek di scene akhir. Sukses terus mbak Dee, semoga semakin oke karya karyanya.
Filosofi kopi, menurutku film ini menceritakan tentang otak dan hati yang harus seimbang secara terpadu (cailah). Film yang menceritakan tentang dua orang sahabat sejak kecil ini juga bikin aku mikir, kalau idup ga bisa cuma pake otak, tapi juga hati, dan kerja keduanya punya bagian dan takaran masing masing, biar idup tuh ada rasanya. Sama kaya kita bikin kopi item yang mesti di kira kira antara kopi dan gulanya, ga gampang, tapi pasti berasa, kadang pait banget, kadang manis banget, kadang juga kebanyakan air. mulai sok filosofis.
Jujur, aku baru tau di ujung film kalau yang meranin barista di film ini adalah Chicco Jerikho (gagal fokus untuk kesekian kalinya), bang Chicco ini selain jadi pemain juga sekaligus jadi Co-Producer filmnya barengan sama om Glenn Fredly.
foto dari google
Ada perbedaan dari film yang tayang 9 April kemaren ini, hmm.. jelas setiap film pasti punya beda masing masing. Beberapa hal yang bikin film Filosofi Kopi recommended menurutku adalah karena menceritakan hal hal atau kebiasaan yang lagi in atau kekinian, seperti nongki nongki, ngopi ngopi, benci jadi cinta (alamak), sampai ada bahasan tentang ABG labil yang dateng cuma mau cari free wifi, latahnya aku adalah setelah nonton ini jadi males buat nanya password wifi ketika lagi disuatu tempat kecuali urgent, bukan berarti aku antipati sama yang suka manfaatin fasilitas ko, selow :) Ga cuma itu, menurutku, sangat jarang suatu film curvenya atau jalan ceritanya naik turun, dimana ditengah tengah film ada suatu keberhasilan yang dicapai dan aku kira film itu mau selesai, ternyata engga, justru itu awal dari sang barista mencari jatidiri. sok filosofis part 2 dipost ini.
Ah iya, kalau ada yang nebak nebak ini film cicintaan, ga sepenuhnya salah ko, justru 95% ini menceritakan tentang cinta... cinta pada keluarga, dimana beruntungnya bagi kita yang masih tau kemana kita bisa kembali pulang ke rumah untuk keluarga, bagaimana ketulusan hati dapat mematahkan sebongkah obsesi, dan ga lupa tentang kopi, kopi Indonesia yang berasal dari berbagai penjuru, pada tau lah pasti kalau Indonesia adalah negara terbesar penghasil kopi. Nah, kalau kalian jalan jalan ke beberapa tempat di Indonesia, pulanglah dengan membawa sebungkus kopi asli daerah sana, jangan lupa aku titip satu bungkus ya (kode keras), kalau boleh curhat, aku lagi pengen kopi Gayo dari Aceh, Toraja, Kopi Arang- Jember, Kintamani - Bali, atau Wamena - Papua, settt! keliatannya gue tau banget soal kopi? engga, itu nyontek ko dari sini.
"KITA TIDAK BISA MENYAMAKAN KOPI DENGAN AIR TEBU. SESEMPURNA APA PUN KOPI YANG KAMU BUAT, KOPI TETAP KOPI, PUNYA SISI PAHIT YANG TAK MUNGKIN KAMU SEMBUNYIKAN" - Dee
Quotes diatas ga cuma mbak Dee tulis dibuku, tapi juga diterapin di filmnya dan menjadi kalimat yang cukup sering orang copas begitupun aku, manusia latah yang suka seneng tiba tiba akan hal hal mainstream, tapi emang pada kenyataannya ini cukup nampar, terimakasih mbak Deeee, ditunggu quotes2 membooming lainnya. ah iya! Congratulation untuk Filosofi Kopi yang masuk ajang bergengsi di Cannes Market Screening 13 - 24 Mei ini bersama dengan Film The Fox Exploits the Tiger's Might karya Lucky Suwandi, WOW!!!! believe or not, kedua film ini ditayangkan di acara kancah Internasional tersebut! <3 so proud!
Karena aku ga suka ketika orang lain spoiler suatu film, disini aku ga maksud buat bocorin isi film, engga, cuma pengen ngasih tau kalau film Indonesia juga berhak se-booming film luar. Saat Filosofi Kopi tayang, kebetulan waktunya sama kaya tayangnya beberapa movie yang super hits saat itu kaya Avenger dan Fast F7, dan patut diakui juga antrian bioskop ga sepanjang dua film tadi, yah ... entah harus maklum atau sedih, aku yang ga banyak wawasan tentang perfilm man ga bisa ngapa ngapain buat menghargai film karya Indonesia, hanya lewat menonton di Bioskop dan me-review lah semoga temen temen yang baca bisa sedikitnya ngerasa penasaran, dan ingin mencoba bagaimana untuk kepo sama film Indonesia dan menghargainya dengan nonton di Bioskop, ga cuma lewat nunggu tayang di tv, youtube, atau nunggu bluray hm._.
From the deepest of my heart (ajigile..), aku pengen mencoba untuk lebih menghargai dunia perfilm-an Indonesia berkualitas, tentunya dengan no wacana alias beneran nonton di Bioskop, mencoba lebih kepo seperti ngepoin orang yang kita suka, penasaran seperti penasaran kenapa si dia berperilaku beda sama kita akhir akhir ini , oke maaf oot. Kesimpulannya adalah, over all aku suka, suka banget! sama filosofi kopi, ujung percintaannya memang ketebak, tapi ending dari filmnya yang ga bisa aku duga sama sekali, i was surprise with the superb ending of this movie, yeah!!
Berkualitasnya suatu film katanya bisa dilihat dari siapa yang main (katanya artis hebat bisa memilih dimana mereka mau main film), bisa juga dari review di media sosial (karena jaman sekarang, medsos lebih berbicara dibanding pacar sendiri #naon), dan dari marketing film itu sendiri (caila, anak marketing mana sih gue?), menurut kalian, suatu film bisa dilihat berkualitas itu dari sisi apa si?
semoga, film Indonesia makin berjaya dan makin terlihat ciri khasnya, semangat!! mungkin karena film Indonesia mayoritas belum punya "magnet" kuat buat narik penonton, jadi masih amat jarang untuk masyarakat berbondong bondong membeli tiket premier bahkan booking tiket sebelum film itu tayang, eh..
untuk kalian yang berniat dan lagi bergelut di bidang per-film-an, ayoooooo bareng bareng hargain, bangkitin film Asli Indonesia, cari tahu betapa susahnya mereka mereka yang bikin film mati matian, masa orang lokalnya ga mau hargain, harus nunggu tayang dulu di negara orang dan di apresiasi orang luarkah, baru kita nyesel gamau nonton? hihi mangats!! #BanggaFilmIndonesia
Sekian review singkat pertamaku tentang Indonesian Movie, semoga bermanfaat dan bikin penasaran, yang belum nonton Filosofi Kopi, hm.. yaudah mungkin tayang di TV 6 bulan lagi, mungkin ..
cek aja dulu trailernya, oya, satu hal yang ga gitu penting tapi aku pengen tulis juga, waktu mau nonton film ini aku sengaja ga liat trailernya, karena emang ga ikhlas kalau liat trailer, terus aku tebak tebak jalan ceritanya, for sure, i really really hate every single spoiler, as I hate the Daily horoscope.sampun ye kalau grammarnya gabanget)
trailer Filosofi Kopi dari Youtube
tengso semua, next aku pengen review Film Toba Dreams yang ga kalah kece sama Filosofi Kopi :D AYO! NONTON FILM INDONESIA!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar