Kamis, 07 April 2011

NOT FOR JUDGE ANYONE

have you ever like this?
self-only who knows it


i found this article, almost have the same point with the other article i had read in junior high school. what's different ? only in ..totality (lah????)

what's wrong with INDONESIA ? it's a country which support "cheat" culture ? hahaaaaa i believe IT'S BIG WRONG !! but, in the real ? haaaaaaaaa ~ so far away. come on guys, read this one and find what's Indonesia trouble made from. specifically, we wanna know about pros and cons about cheating. i hope we can get the point of this article and hadn't a wrong conclusion.
check this out .

Menyontek merupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering dan bahkan selalu muncul menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari-hari, tetapi jarang mendapat pembahasan dalam wacana pendidikan kita di Indonesia. Kurangnya pembahasan mengenai menyontek mungkin disebabkan karena kebanyakan pakar menganggap persoalan ini sebagai sesuatu yang sifatnya sepele, padahal masalah menyontek sesungguhnya merupakan sesuatu yang sangat mendasar.

Dalam konteks kehidupan bangsa saat ini, tidak jarang kita mendengar asumsi dari masyarakat yang menyatakan bahwa koruptor-koruptor besar, penipu-penipu ulung mungkin adalah penyontek-penyontek berat ketika mereka masih berada di bangku sekolah. Atau sebaliknya, mereka yang terbiasa menyontek di sekolah, memiliki potensi untuk menjadi koruptor, penipu, dan penjahat krah putih dalam masyarakat nanti. Mengapa para pendidik dan para peneliti begitu tertarik mempersoalkan masalah menyontek? Dalam menjawab pertanyaan ini paling tidak terdapat dua alasan yang mendasar yaitu: 

(a) menyontek jelas sangat bertentangan dengan nilai-nilai dasar (fundamental) pendidikan; 

(b) menyontek dalam segala bentuknya membawa resiko negatif terhadap siswa, sekolah, dan masyarakat.

beberapa data menyebutkan bahwa, jumlah penyontek langsung tanpa malu-malu kucing mencapai 89,6 persen, langsung bertanya kepada teman mencapai 46,5 persen. Sedangkan 20 persen lebih berhati-hati pakai kode dan 14,9 persen mengandalkan lirikan. Untuk jumlah responden yang lulus dari “sensor” guru, sejumlah 65,3 persen.

Dalam batas-batas tertentu menyontek dapat dipahami sebagai sesuatu fenomena yang manusiawi, artinya perbuatan menyontek bisa terjadi pada setiap orang sehingga asumsi di depan yang menyatakan bahwa ada korelasi antara perilaku menyontek di sekolah dengan perilaku kejahatan seperti korupsi di masyarakat adalah terlalu spekulatif dan sulit dibuktikan secara nalar ilmiah. Meskipun demikian tak dapat disangkal bahwa menyontek bisa membawa dampak negatif baik kepada individu, maupun bagi masyarakat. Dampak negatif bagi individu akan terjadi apabila praktek menyontek dilakukan secara kontinyu sehingga menjurus menjadi bagian kepribadian seseorang. Selanjutnya, dampak negatif bagi masyarakat akan terjadi apabila masyarakat telah menjadi terlalu permisif terhadap praktek menyontek sehingga akan menjadi bagian dari kebudayaan, dimana nilai-nilai moral akan terkaburkan dalam setiap aspek kehidupan dan pranata sosial.


nah, pertanyaan saya :

1. samakah penyontek dengan koruptor ?
2. kalau sama, apa persamaan nya? (untuk perbedaannya, saya udah tahu dari guru saya)
3. apa karena dilarang menyontek tidak disebutkan dalam kitab manapun, hingga akhirnya banyak orang yang menyontek?itukah alasan mendasar ?
4. mengapa orang yang sedang berusaha untuk tidak menyontek sering dianggap egois ? padahal mereka punya tujuan tertentu
5. apa salah, bila kita berada di lingkungan yang meng-support nyontek tapi kita berusaha buat merubah sistem tersebut ?
6. dan apa harus, suatu persuasi untuk perubahan disimbolkan dengan sesuatu ? apa itu tidak akan membuat orang berkesan "sombong" ? << ini nih yang saya masih ga bisa nyerna, susahnya jadi penengah ~

pesan guru smp saya sebelum UN waktu itu
percuma kita jelek jelekin koruptor, toh kalau kita suka nyalin jawaban orang itu artinya kita sederajat sama mereka.. anak anakku. sia sia ibadah kita, do'a do'a orang sekitar, do'a mu sendiri, puasa, sedekah, tapi ... korupsi ?? sayang kan. ya, ada perbedaan antara koruptor uang negara dengan para penyontek, yakni mereka yang memakan uang negara di penjara dalam jeruji besi di awasi siang malam, tapi penyontek ... "hati mereka terpenjara" anak anak .. hanya mereka ga sadar, tepatnya belum sadar. jadi, ngerti kan maksud ibu?

sebenarnya, saya baru ngerti sekarang bu :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar